Jumat, 08 November 2013

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

learning



A.    MOTIVASI
 
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi. Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Fungsi motivasi antara lain adalah menjelaskan dan mengontrol tingkah laku. Menjelaskan tingkah laku berarti dengan mempelajari motivasi, dapat diketahui mengapa siswa melakukan suatu pekerjaan dengan tekun dan rajin. Mengontrol tingkah laku maksudnya dengan mempelajari motivasi dapat diketahui mengapa seseorang sangat menyenangi suatu objek dan kurang menyenangi objek lain.
Motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekedar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.
Untuk memahami konsep motivasi berprestasi, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian istilah motive dan achievement.


  1.      Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi selalu melibatkan nama-nama seperti McCelland, Atkinson, Clark dan Lowell, karena merekalah yang mula-mula menyusun dan mengembangkan teori ini. Teori motivasi yang dikembangkannya disebut The Affective Arousal Model. Disebut demikian karena dalam konsep mereka, motif berasal dari perubahan afeksi.
  
2.      Pengertian Achievement
Suatu prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan (expectation). Inilah yang membedakan motivasi berprestasi dengan motivasi lain. Harapan seseorang terbentuk melalui belajar dalam lingkungannya. Motivasi berprestasi dengan demikian dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya yang mengacu pada standar keunggulan.

3.      Karakteristik Individu yang Motivasi Berprestasi Tinggi
1.      Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya.
2.      Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau berat resikonya.
3.      Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera untuk menetukan baik atau tidaknya hasil pekerjaan.
4.      Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
5.      Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6.      Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya.


       B.    SIKAP
1.      Pengertian sikap dan belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup. Adapun belajar menunjuk kepada suatu cabang belajar yaitu belajar dalam arti sempit, khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar menurut Morgan dkk. merupakan setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

2.      Konsep sikap belajar
Sikap belajar penting karena didasarkan atas perana guru sebagai leader dalam proses mengajar. Gaya mengajar yang diterapkan guru di dalam kelas berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
      Sikap belajar siswa akan berwujud dalam perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya.

3.      Peranan sikap belajar
Sikap belajar ikut berperan dalam menentukan aktifitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang sikap belajarnya negatif.



        C.    MINAT
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada yang lain, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
1.  Minat dan Usaha
Tugas atau pekerjaan tidak dapat diselesaikan tanpa pengerahan usaha, daya dan tenaga. Semakin sulit tugas, semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar.

2.  Minat dan kelelahan
Kondisi lelah bisa ditimbulkan oleh kerja fisik, akan tetapi seringkali apa yang dianggap sebagai kelelahan, sebenarnya karena tidak ada atau hilangnya minat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu sendiri. Jadi minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu. Di samping itu, minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan ini.
Berdasarkan orang dan pilihan kerjanya, minat dapat dibagi ke dalam enam jenis, yaitu realistis, investigatif, artistik, sosial, enterprising, dan konvensional.

     D.   KEBIASAAN BELAJAR
1.      Pengertian
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
      Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidan (DA), dan Work Methods (WM). DA menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun WM menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.

2.       Peranan Kebiasaan Belajar dalam Kegiatan Belajar
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar. Sebabnya ialah karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat.
Sumadi Suryabrata merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting, siswa mempraktikannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.

      E.  KONSEP DIRI
1.      Pengertian
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau disukai oleh individu bersangkutan. Konsep ini berkembang dari pengalaman seseorang tentang berbagai hal mengenai dirinya sejak ia kecil, terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Lebih lanjut dikatakan, konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu :
1.      Kemampuan (competence)
2.      Perasaan mempunyai arti bagi orang lain (signidicance to others)
3.      Kebajikan (virtues)
4.      Kekuatan (power)







0 komentar:

Posting Komentar