learning |
A. MOTIVASI
Motivasi adalah kondisi fisiologis
dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan
kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi. Maslow mengungkapkan
bahwa kebutuhan dasar hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan
harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Fungsi motivasi antara lain adalah
menjelaskan dan mengontrol tingkah laku. Menjelaskan tingkah laku berarti
dengan mempelajari motivasi, dapat diketahui mengapa siswa melakukan suatu
pekerjaan dengan tekun dan rajin. Mengontrol tingkah laku maksudnya dengan
mempelajari motivasi dapat diketahui mengapa seseorang sangat menyenangi suatu
objek dan kurang menyenangi objek lain.
Motivasi berprestasi dapat diartikan
dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan
standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekedar dorongan untuk berbuat,
tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap
tugas yang dikerjakan seseorang.
Untuk memahami konsep motivasi
berprestasi, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian istilah motive dan
achievement.
1.
Motivasi
Berprestasi
Motivasi berprestasi selalu melibatkan nama-nama seperti McCelland,
Atkinson, Clark dan Lowell, karena merekalah yang mula-mula menyusun dan
mengembangkan teori ini. Teori motivasi yang dikembangkannya disebut The
Affective Arousal Model. Disebut demikian karena dalam konsep mereka, motif
berasal dari perubahan afeksi.
2.
Pengertian
Achievement
Suatu
prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan (expectation). Inilah
yang membedakan motivasi berprestasi dengan motivasi lain. Harapan seseorang
terbentuk melalui belajar dalam lingkungannya. Motivasi berprestasi dengan
demikian dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya
yang mengacu pada standar keunggulan.
3.
Karakteristik
Individu yang Motivasi Berprestasi Tinggi
1.
Menyukai
situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya.
2.
Memilih tujuan
yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau
berat resikonya.
3.
Mencari situasi
atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera untuk menetukan
baik atau tidaknya hasil pekerjaan.
4.
Senang bekerja
sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
5.
Mampu
menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6.
Tidak tergugah
untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan
mencarinya apabila hal tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran
keberhasilan.
Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut
tergantung pada intensitasnya.
B.
SIKAP
1.
Pengertian
sikap dan belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek
tertentu. Sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup. Adapun
belajar menunjuk kepada suatu cabang belajar yaitu belajar dalam arti sempit,
khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar menurut Morgan dkk.
merupakan setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan atau pengalaman.
2.
Konsep sikap
belajar
Sikap
belajar penting karena didasarkan atas perana guru sebagai leader dalam proses
mengajar. Gaya mengajar yang diterapkan guru di dalam kelas berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Sikap belajar siswa akan berwujud dalam
perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak
suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar yang dicapainya.
3.
Peranan sikap
belajar
Sikap
belajar ikut berperan dalam menentukan aktifitas belajar siswa. Sikap belajar
yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila
faktor lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih
aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang sikap belajarnya negatif.
C.
MINAT
Minat adalah rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jadi, minat dapat diekspresikan
melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal
daripada yang lain, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas.
1. Minat dan Usaha
Tugas atau pekerjaan tidak dapat
diselesaikan tanpa pengerahan usaha, daya dan tenaga. Semakin sulit tugas,
semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan baik.
Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar.
Kondisi lelah bisa ditimbulkan oleh
kerja fisik, akan tetapi seringkali apa yang dianggap sebagai kelelahan,
sebenarnya karena tidak ada atau hilangnya minat terhadap kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang itu sendiri. Jadi minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari,
mengagumi atau memiliki sesuatu. Di samping itu, minat merupakan bagian dari
ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan ini.
Berdasarkan orang dan pilihan kerjanya,
minat dapat dibagi ke dalam enam jenis, yaitu realistis, investigatif, artistik,
sosial, enterprising, dan konvensional.
D.
KEBIASAAN
BELAJAR
1.
Pengertian
Kebiasaan belajar dapat diartikan
sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima
pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan.
Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu Delay Avoidan (DA), dan Work Methods (WM). DA menunjuk pada
ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari
hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan
rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun WM menunjuk
kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efisiensi dalam
mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
2.
Peranan Kebiasaan Belajar dalam Kegiatan
Belajar
Kebiasaan belajar cenderung
menguasai perilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar.
Sebabnya ialah karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat.
Sumadi Suryabrata merumuskan cara
belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang
sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar
yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting,
siswa mempraktikannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi
kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.
E.
KONSEP DIRI
1.
Pengertian
Konsep diri adalah pandangan
seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan
rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana
perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Di sini konsep diri yang
dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat
ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendiri sebagaimana yang
diharapkan atau disukai oleh individu bersangkutan. Konsep ini berkembang dari
pengalaman seseorang tentang berbagai hal mengenai dirinya sejak ia kecil,
terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Lebih lanjut dikatakan, konsep diri
terbentuk karena empat faktor, yaitu :
1.
Kemampuan
(competence)
2.
Perasaan
mempunyai arti bagi orang lain (signidicance to others)
3.
Kebajikan
(virtues)
4.
Kekuatan (power)
0 komentar:
Posting Komentar