Selasa, 13 November 2012

Fiction Story : Arsenal Menyatukan Kita ~


Malam itu dengan bersemangat dengan syal di leher, baju kesayangan berlambang meriam di dada pun sudah ia kenakan, tak lupa juga ia memakai sweater Arsenal kesayangannya. Ya, Faisal adalah seorang supporter klub sepakbola asal Inggris, Arsenal. Dan ini adalah pertama kalinya ia bisa nonton bareng bersama komunitas supporter Arsenal di kotanya.  Bersama temannya, Dia pun bergegas menuju tempat nontong bareng dengan sepeda motor berwarna hijau yang penuh dengan atribut tim kesayangannya.

Sesampainya di sana, ternyata sudah ramai. Lokasinya ternyata berada di sebuah kafe yang terletak di pinggir jalan dekat pusat kota. Motor-motor sudah terparkir  berjejeran, beberapa orang masih ada yang bersenda gurau di luar kafe, di dalam terlihat beberapa orang bersorak di depan layar lebar yang menampilkan 2 klub sepakbola bertanding. Faisal terhanyut dalam euforia tersebut hingga tengah malam.

Jam menunjukkan pukul 6.00 pagi, Faisal ternyata tertidur di atas sajadah setelah ia shalat subuh. Ia terbangun tatkala suara pintu diketuk berkali-kali oleh seseorang. Dan ternyata itu ibunya.“ Faisal, cepat bangun ... ibu mau minta tolong sama kamu !”. Faisal segera bangun dan membuka pintu kamarnya. “Ada apa bu?” tanya Faisal setengah mengantuk. “ Tolong antarkan pesanan kue ibu ke ibu Nandar, ini alamatnya , kamu cuci muka dulu sana terus sarapan!” ibunya menyerahkan secarik kertas bertuliskan alamat rumah pelanggan ibunya. Setelah sarapan, Faisal segera mengantarkan pesanan itu ke lokasi.

Sesampainya di lokasi, Faisal memarkir motornya di depan sebuah rumah bertingkat 2. Rumah itu terlihat sepi.  Terlihat tanaman hias tertata rapi. Faisal berjalan melewati pintu pagar berwarna hitam yang tak terkunci. Setelah meneliti papan nomor rumah dengan cermat, ia beranikan memencet bel.

“ Assalamualaikum !” sapa Faisal begitu melihat tuan rumah membukakan pintu. “ Waalaikumsalam, siapa ya?” tanya ibu itu heran sambil menunjukkan telunjuknya ke Faisal. “ Saya Faisal bu, anaknya ibu Rina, mau mengantarkan kue pesanan Ibu.” jawab Faisal sambil menyerahkan plastik berwarna coklat yang berisi 2 toples kue nastar.“ Oh, Sebentar ya saya ambil uangnya, silahkan duduk nak Faisal ! ” Seru ibu Nandar. “ Oh, Terima kasih bu !” jawab Faisal sambil mengangguk.
Tak berapa lama ibu Nandar keluar dan menyerahkan 2 lembar uang 20 ribu. Setelah berterima kasih, Faisal pun berpamitan. Ketika hendak melewati pagar, alangkah terkejutnya dia ketika berpapasan dengan seorang perempuan berjilbab putih dan memakai seragam SMA hendak masuk ke dalam rumah. Sepintas mereka saling pandang, Faisal memberikan senyum kepada gadis tersebut, gadis itu menjawab senyumannya sambil menunduk malu.

“Firda, pulang cepat ya?” tanya ibunnya. “ Iya bun, sudah gak belajar” jawab gadis tersebut sambil mencium tangan ibunya.
“Oh... itu anaknya, subhanallah...” pikirnya dalam hati.  Faisal pun segera menyalakan motornya sambil  melirik gadis tersebut yang sedang menutup pintu . Gadis tersebut juga sepertinya salah tingkah dipandangnya seperti itu.

Tak seperti biasanya, malam itu Faisal susah memejamkan mata. Dipandanginya langit langit kamar, namun yang terlihat olehnya wajah gadis cantik yang berjilbab putih dengan senyum manis yang tadi ia jumpai. “kenapa aku jadi ingat dia ya? Siapa tadi namanya, emm... oh iya Firda, tadi ibunya memanggilnya Firda. Subhanallah... Engkau ciptakan makhluk seindah dia. Duh, kenapa aku jadi kayak jatuh cinta gini ya, apa emang aku jatuh cinta?” gumam Faisal dalam hati.

Sementara itu, di saat yang sama....
“ Tadi itu yang nganter kuenya bunda siapa ya namanya? Orangnya lucu. Masa ngelirik aku sampai berkali- kali?  Ih, kenapa ya aku jadi inget dia? Tapi bener sih dia cakep, keren, dan kalo gak salah dia tadi pake sweater Arsenal. Wah... Aku kan juga suka Arsenal. Kalo aku sama dia jadian, pasti cocok. Duh, kenapa jadi ngelantur gini sih... Firda... Firda... Dasar kamu aneh ! “ gumam Firda sambil menutup dirinya dengan selimut.

Sabtu pagi, matahari bersinar cerah dan kicauan burung terdengar merdu. Faisal harus mengikuti kuliah mata pelajaran bahasa asing yang dijadwalkan setiap hari sabtu. Setelah memarkir motornya, di bergegas menuju gedung Fakultas Agama Islam tempat kelas ia berada. Ketika baru memasuki gedung dia terkejut tatkala melihat sosok gadis yang sepertinya ia kenal duduk di dekat kantor tata usaha. Faisal pun memberanikan diri menghampiri gadis tersebut.

“ Assalamualaikum, kayaknya kita pernah ketemu. Emm... kamu anaknya Ibu Nandar ya?”
“ Waalaikumsalam, oh.. kamu yang kemarin nganter kue ya, kamu kuliah di sini?
“Iya, kamu ngapain di sini? Bukannya kalo aku gak salah kamu masih SMA kan? Oh iya, kenalin... aku Faisal,” sambil mengulurkan tangan.
“ Aku Firda. Aku sudah lulus SMA. Kebetulan aku mau mendaftar kuliah di sini. Ehm... kamu fans Arsenal ya? Aku tau dari sweater yang kamu pakai waktu itu. Aku juga penggemar Arsenal.” Jawab Firda sambil tersenyum.
“Oh, kamu juga suka Arsenal. Kalo gitu kebetulan nih, nanti malam ada nonton bareng Arsenal vs Chelsea. Ehm.... kamu mau gak ikut? Nanti aku jemput.” Sambil menatap gadis tersebut,  Faisal berharap Firda bersedia menerima ajakannya.
“Ehm.. Gimana ya? Boleh deh, bener ya nanti jemput aku? “
“ Sip... kalo gitu sampai ketemu nanti malam ya... Aku mau masuk kelas dulu, udah telat nih.” jawabnya sambil sedikit tertawa.

Malam harinya sesuai dengan janjinya, Faisal menjemput Firda di rumahnya. Malam itu Firda terlihat sangat cantik. Dengan jilbab berwarna merah, kaos Arsenal lengan panjang serta rok panjang berwarna biru dengan lingkaran-lingkaran kecil berwarna merah. Faisal sampai terkesima melihatnya.

“ Hey, kok ngeliatnya serius banget, kenapa sih?” tanya Firda heran.
“Kamu cantik.”  jawab Faisal singkat dengan tersenyum.
Karena jawaban Faisal, Firda malu bukan main, mukanya memerah dan senyum manisnya timbul.
“Udah.. cepet naik, nanti keburu mulai pertandingnnya, malah diem aja kayak patung.” seru Faisal sedikit meledek. Mereka pun akhirnya segera menuju ke lokasi nonton bareng.

Sesampainya di sana ternyata sudah banyak yang datang. Ternyata pertandingan sudah di mulai. Mereka berdua tampak sangat menikmati suasana. Sesekali mereka bercanda dan berteriak terhanyut dalam suasana semangat mendukung tim kesayangan. Pertandinganpun berakhir dengan skor 5-3 untuk kemenangan Arsenal. Orang-orang yang ada di kafe tersebut bergembira sambil mengibaskan syal mereka tanda suka cita kemanangan. Begitupun dengan Faisal dan Firda yang tampak sangat ceria.

Sebelum pulang, Faisal berniat mengungkapkan isi hatinya kepada Firda. Dengan sedikit gugup, ia berkata, “Fir, jujur semenjak pertama kali ketemu kamu, aku merasakan sesuatu yang luar biasa. Aku tak mampu menahan gejolak hati ini. Bahkan ketika aku tahu kamu juga suka Arsenal, aku semakin yakin. Maukah kamu mengisi celah hatiku yang kosong ini, Fir?”

“Ehm... Akupun begitu. Aku gak nyangka bisa kenal kamu, seorang cowok Pecinta Arsenal yang baik hati. Gimana ya?Emm..  Aku nggak mau ah... nggak mau nolak permintaan kamu.. Aku bersedia.” jawab Firda sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.

“ Yang bener? Yiha... Alhamdulillah Ya Allah !!! “ seru Faisal sambil memegang dan menggoyangkan kedua tangan FirdaSaat itu bukan main senangnya perasaan Faisal. Saat itu jiwanya bagaikan terbawa ke alam bawah sadar dan ia terlena di dalamnya.“That’s what I called Love !” seru Faisal dalam hati. “Thanks God, it’s like a dream ! dia akhirnya datang juga padaku. Thank’s Allah !”

Mereka akhirnya segera pulang karena waktu sudah hampir larut malam. Terlihat jalanan sudah hampir sepi. Para pedagang mulai menutup kiosnya, hanya sedikit mobil dan  motor yang berlalu lalang. Di sepanjang perjalanan, dua insan yang sedang dimabuk cinta terus bercanda dengan riang. Dan hati mereka berdua berkata, Arsenal menyatukan kita....


>> hanya fiksi ^^, mungkin sahabat G&G ada yang terinspirasi.. hehe 


4 komentar :